Monday, December 10, 2007

BANG SAHRIL

Dulu waktu kecil karena termasuk anak yang berukuran besar, aku tidak begitu "in" dalam bidang olah raga - sampai sekarang juga masih! - tapi aku suka juga sekali-sekali ikut bermain bola dengan teman-teman yang memang lebih bisa dibandingkan aku.

Di kota kecilku, Binjai, seperti juga kota lainnya di Indonesia, ada klub perserikatan sepak bola. Di tempatku namanya PSKB (Persatuan Sepak Bola Kotamadya Binjai)tapi kalo masalah prestasi ga usah di tanya.

Yang kuingat dari kesebelasan ini adalah salah seorang pemainnya yang sempat jadi idolaku sewaktu masa kecilku. Namany Bang Sahril. Dia itu orang pertama yang aku lihat bisa juggling bola dan menangkap bola itu dengan tengkuknya. Dan badannya bentuknya mungkin kayak Ade Rai kalo dia sedikit tinggi. waktu itu bukan aku saja yang mengidolakannya tapi juga hampir semua teman-teman waktu itu.

Lebih sepuluh tahun sejak masa-masa itu, dan dalam waktu yang cukup panjang itu aku cukup jarang bertemu lagi dengan Bang Sahril. Mungkin sekali-sekali saja. Kalau aku tidak salah dalam waktu itu dia telah berhenti sebagai pemain bola yang memang tidak dapat menjamin kehidupannya. pastilah sebagai manusia normal, dia ingin kehidupan yang lebih baik dan membangun keluarganya sendiri.

Dalam beberapa minggu belakangan ini, aku cukup sering bertemu dengan Bang Sahril. Hampir setiap hari. Dan satu hal yang ku perhatikan sangat berbeda dengan Bang Sahril yang dulu ku kenal. Badannya yang kekar dan nampak kuat telah hilang. Sekarang bahkan jalannya sedikit bungkuk. umurnya mungkin tak lebih dari 37 tahun tapi penampilannya telah nampak seperti orang yang berumur tak kurang dari 50 tahun.

Suaranya juga telah hilang. Dulu yang kuingat suaranya agak dalam dan berat. Yang sekarang masih berat tapi tidak lagi dalam tapi lebih seperti orang yang menderita penyakit paru-paru. Sayang, orang yang dulu begitu mengagumkan menjadi begitu menyedihkan.

Nasib Bang Shril sebagai seorang atlet yang terlunta-lunta dimasa tuanya bukanlah satu-satunya kisah sedih para olahragawan kita. Elias Pical yang mantan juara dunia tinju. Pada masa tuanya beralih profesi menjadi seorang bandar narkoba. Dan masih banyak lagi mantan atlet-atlet kita yang mengalami nasib yang sama.

Memang di satu sisi, hal ini juga merupakan salah sang atlet sendiri yang tidak jeli mempersiapkan hari tuanya dimasa kejayaan. Namun disisi lain keadaan ini juga diciptakan karena kurangnya perhatian negara dan masyarakat bagi para putra-putrinya yang berprestasi.

Yah, memang tidak banyak yang bisa diperbuat sekarang ini dengan kondisi yang seperti ini. Tapi jangan sampai ada agi Bang Sahril-Bang Sahril yang lain ataupun Elias Pical-Elias Pical lainnya dimasa depan.

Sayang, aku sendiri tidak bisa berbuat banyak terkecuali mencerita kisah kecil ini di blog kecil ini.



Read More......

Monday, December 03, 2007

"SPEECH AND SILENCE, A LITERA JOURNEY OF GUJARATI WOMEN"


Saat kita membicarakan suatu bangsa, satu yang sering terlupa adalah pergerakan wanita didalam bangsa itu. Demikian juga saat kita menelaah perkembangan kebudayaan dan pemikiran, hal yang sama harus diterapkan. Perkembangan suatu masyarakat selalu dimulai dari kumpulan masyarakat yang terkecil yaitu keluarga dan wanita selalu-diakui atau tidak-memegang peranan terbesar dalam tataran somah. Salah satu cara untuk membuat catatan perkembangan pemikiran wanita adalah dengan menerbitkan kompilasi tulisan yang dibuat oleh wanita.

Gujarat merupakan salah satu negara bagian di India yang banyak menyumbangkan pemikir-pemikir terbaik India termasuk salah satunya Muhammad Ali Jinnah yang di agung-agungkan sebagai Bapak Pendiri Pakistan.

Dalam usaha untuk memberikan gambaran kecil tentang sumbangan wanita Gujarat dalam bidang penulisan, penerbit Zubaan menerbitkan "Speech and Silence, A literary Journey by Gujarati Women" dan sebagai penterjemah adalah Rita Kothari. Rita Kothariadalah salah seorang tokoh pergerakan wanita India yang juga merupakan staf pengajar pada St. Xavier's College, Ahmedabad.

Tentu saja dalam anthologi ini tidak semua karya tulis wanita-wanita Gujarat dapat diakomodir. Namun dari karya-karya yang tercakup didalamnya dapat sedikit banyak memberikan gambaran. rentang waktu penulisan juga terasa luas dari mulai masa prakemerdekaan hingga paska kemerdekaan India.

Anthologi ini terdiri dari 18 cerita pendek atau fragmen dari karya yang lebih panjang. Namun seperti yang diakui oleh sang penterjemah dalam kata pengantar buku ini bahwa tidak cukup banyak karya tulis yang dapat mewakili para wanita dari kelompok pinggiran. Hanya ada satu penulis yang berasal dari golongan dalit yaitu Chandra Shrimali. Mungkin hal ini lebih dikarenakan oleh jumlah penulis wanita Dalit maupun mutu dari tulisan itu sendiri karena setiap pergerakan masyarakat di India termasuk pergerakan Feminis tidak dapat dipisahkan dengan pergerakan kaum Dalit. Dan penerbit buku ini beralasan bahwa penulis Dalit wanita di gujarat baru muncul di era 80-an sehingga tidak banyak karya yang tersedia.

Terlepas dari itu bahkan Chandra Shrimali dalam karyanya "The Stairs" juga tidak mengisahkan tentang masyarakat Dalit itu sendiri. Karya ini mengambil setting masyarakat kelas menengah Gujarat dengan dinamika kehidupan keluarga dan titik berat tulisannya adalah mengenai keselamatan ibu hamil.

Dari semua karya yang terdapat dalam buku ini, dua karaya mengambil bentuk penulisan buku harian. Keputusan ini mungkin diambil oleh penulisnya, Leelavati Munshi dalam "Entries from Vanamala's Diary (An Account of A tragic Decline) dan Bindu Bhatt dalam "Entries from Mira Yagnik's Diary", secara sadar untuk memberikan gambaran personal dari tokoh ceritanya. Namun disatu sisi bentuk penulisan ini dapat dianggap sebagai bentuk insecutiry sang penulis. Dimana sang penulis dapat melepaskan tanggungjawabnya sebagai pencipta menjadi hanya sebagai penyalin.

Karya yang secara gamblang mengkritisi kedudukan wanita dimasyarakat hanyalah dalam karya Leelavati Munshi yang disebutkan diatas selebihnya karya-karya yang ada lebih banyak berisi konflik pribadai sang tokoh. Jika pun ada yang berisi mengenai gambaran masyarakat ataupun keluarga tetapi kurang memberikan usaha untuk mereposisi kedudukan sang tokoh secara khusus atau wanita secara umum.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang ada dalam penerbitan anthologi ini, apresiasi tingi harus diberikan untuk usahanya dalam memberikan jalan bagi para penulis wanita untuk menunjukkan kiprahnya yang lebih besar.


Read More......