BANG SAHRIL
Dulu waktu kecil karena termasuk anak yang berukuran besar, aku tidak begitu "in" dalam bidang olah raga - sampai sekarang juga masih! - tapi aku suka juga sekali-sekali ikut bermain bola dengan teman-teman yang memang lebih bisa dibandingkan aku.
Di kota kecilku, Binjai, seperti juga kota lainnya di Indonesia, ada klub perserikatan sepak bola. Di tempatku namanya PSKB (Persatuan Sepak Bola Kotamadya Binjai)tapi kalo masalah prestasi ga usah di tanya.
Yang kuingat dari kesebelasan ini adalah salah seorang pemainnya yang sempat jadi idolaku sewaktu masa kecilku. Namany Bang Sahril. Dia itu orang pertama yang aku lihat bisa juggling bola dan menangkap bola itu dengan tengkuknya. Dan badannya bentuknya mungkin kayak Ade Rai kalo dia sedikit tinggi. waktu itu bukan aku saja yang mengidolakannya tapi juga hampir semua teman-teman waktu itu.
Lebih sepuluh tahun sejak masa-masa itu, dan dalam waktu yang cukup panjang itu aku cukup jarang bertemu lagi dengan Bang Sahril. Mungkin sekali-sekali saja. Kalau aku tidak salah dalam waktu itu dia telah berhenti sebagai pemain bola yang memang tidak dapat menjamin kehidupannya. pastilah sebagai manusia normal, dia ingin kehidupan yang lebih baik dan membangun keluarganya sendiri.
Dalam beberapa minggu belakangan ini, aku cukup sering bertemu dengan Bang Sahril. Hampir setiap hari. Dan satu hal yang ku perhatikan sangat berbeda dengan Bang Sahril yang dulu ku kenal. Badannya yang kekar dan nampak kuat telah hilang. Sekarang bahkan jalannya sedikit bungkuk. umurnya mungkin tak lebih dari 37 tahun tapi penampilannya telah nampak seperti orang yang berumur tak kurang dari 50 tahun.
Suaranya juga telah hilang. Dulu yang kuingat suaranya agak dalam dan berat. Yang sekarang masih berat tapi tidak lagi dalam tapi lebih seperti orang yang menderita penyakit paru-paru. Sayang, orang yang dulu begitu mengagumkan menjadi begitu menyedihkan.
Nasib Bang Shril sebagai seorang atlet yang terlunta-lunta dimasa tuanya bukanlah satu-satunya kisah sedih para olahragawan kita. Elias Pical yang mantan juara dunia tinju. Pada masa tuanya beralih profesi menjadi seorang bandar narkoba. Dan masih banyak lagi mantan atlet-atlet kita yang mengalami nasib yang sama.
Memang di satu sisi, hal ini juga merupakan salah sang atlet sendiri yang tidak jeli mempersiapkan hari tuanya dimasa kejayaan. Namun disisi lain keadaan ini juga diciptakan karena kurangnya perhatian negara dan masyarakat bagi para putra-putrinya yang berprestasi.
Yah, memang tidak banyak yang bisa diperbuat sekarang ini dengan kondisi yang seperti ini. Tapi jangan sampai ada agi Bang Sahril-Bang Sahril yang lain ataupun Elias Pical-Elias Pical lainnya dimasa depan.
Sayang, aku sendiri tidak bisa berbuat banyak terkecuali mencerita kisah kecil ini di blog kecil ini.
2 comments:
Post a Comment