TAMAT
Done, done, and done. Finally, setelah dua tahun selesai juga akhirnya masa pendidikan formalku. Memang hasil akhirnya, aku belum dapat tapi paling tidak kelas regulernya telah selesai semua. Masalah hasil akhir itu belakangan karena akhirnya setelah kurang lebih dua puluh tahun masa pendidikan akhirnya aku sampai di batas akhir, paling tidak untuk standardku sendiri karena sebenarnya masih ada strata diatas yang aku miliki sekarang. Ah... dua puluh tahun aku rasa cukup dulu mungkin nanti kalau kepingin jadi pelajar lagi mungkin aku sambung lagi.
Pada dasarnya selama kita hidup, kita tidak pernah berhenti untuk belajar. Yang menjadi perbedaannya adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari hidup itu sendiri. Bukan berarti orang yang berpendidikan formal tinggi akan menjadi “murid “ yang pintar dalam hidup dan juga sebaliknya. Saat kita bernafas, kita belajar. Saat kita berbicara kita belajar, bahkan saat sedang tertidur kita belajar. Pelajaran itu bukan hanya bisa didapat dari ruang kelas tapi pelajaran yang paling berharga adalah pelajaran yang kita dapat dari memperhatikan sekeliling lingkungan kita.
Bahkan dari seorang tukang becak kita dapat belajar. Mungkin bukan pelajaran bahasa Inggris ataupun matematika bahkan pelajaran yang muluk-muluk tentang kebijaksanaan hidup. Tapi mungkin kita belajar dari abang becak itu tentang permesinan, minimal dia pasti paham tentang mesin becak atau yang lebih praktis belajar tentang rute jalan yang bebas dari macet.
Sayangnya, banyak orang-orang yang memiliki pendidikan formal tinggi selalu mersa lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki pendidikan seperti mereka. Padahal jika dibandingkan dengan yang lain, ilmu yang mereka miliki tidak seberapa. Mungkin dalam satu cabang ilmu mereka saat menguasau tapi belum tentu dalam cabang ilmu yang lain. Sebagai contoh, mungkin seorang ahli energi nuklir belum tentu mampu untuk menghasilkan sebuah keranjang bambu.
Bukan juga bahwa pendidikan formal itu tidak penting tapi semua pelajaran yang kita dapat baik dari bangku sekolahan maupun dari lingkungan sekitar kita itu saling melengkapi satu sama lain. Cuma masalah aplikasi dan teori yang membedakan keduanya. Yang satu mungkin lebih mengutamakan teori sedangkan yang satu lagi hanya berisi aplikasi. Tanpa ada teori takkan ada aplikasi tapi dilain pihak, tanpa ada aplikasi, suatu teori hanya menjadi sampah yang tak ada gunanya.
Satu dalam hidup yang kita pelajari sebagai manusia. Kita lahir, kita hidup, dan pada akhirnya kita akan mati.
No comments:
Post a Comment